Ekonomi Kreatif sebagai Peluang Remaja Autistik Berwirausaha a). Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Abstract Keberadaan individu autis di Indonesia bertambah, ini nampak dari jumlah sekolah inklusi yang terus bermunculan. Pertambahan sekolah memberikan peluang lebih luas untuk memiliki kemampuan baik secara akademik maupun keterampilan. Kemampuan akademik yang dicapai belum memberikan kesempatan para remaja autis memiliki pekerjaan. Selain hal itu orangtua juga perlu mendapat pemahaman bagaimana membuat sebuah usaha yang mampu dilakukan oleh para remaja autis tersebut. Ekonomi kreatif khususnya kerjainan dapat menjadi salah satu pemecahan masalah tersebut. Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR melihat fenomena tersebut menjadi sebuah peluang untuk dapat mengembangkan sebuah program pemberdayaa remaja autis agar mampu memiliki peluang untuk dapat memiliki penghasilan sendiri. Melalui program balai latihan kerja para remaja autis diajari keterampilan mengolah teksil dengan teknik celup.. Pada masa pandemi Covid 19 sistem pembelajaran yang diterapkan adalah melalui daring. Keuntungan pelatihan daring memberikan kesempatan orangtua untuk mendampingi dan dapat bertanya mulai dari proses hingga kesempatan untuk memasarkan produk. Setelah program berjalan 6 bulan sudah terbentuk 2 usaha rumahan yang dikerjakan oleh remaja autis dan orangtuanya. Disimpulkan bahwa program pemberdayaan reamja autis harus dibarengi dengan dibangunnya kesadaran dan kemampuan orangtua untuk berwirausaha. Penggunaan media google meet sebagai teknologi baru dalam berkomunikasi dapat diterima dengan baik. Keywords: remaja autis, ekonomi kreatif, wirausaha Topic: Ekonomi Kreatif |
SNPPM 2020 Conference | Conference Management System |